Candi Ngetos
Candi ngetos merupakan destinasi wisata yang cocok untuk para wisatawan yang suka dengan peninggalan sejarah. Bukan hanya untuk para wisatawan saja tapi candi ngetos juga cocok dikunjungi oleh para pelajar karena selain untuk liburan, juga bisa menambah ilmu tentang sejarahnya candi ngetos. Selain itu, candi ngetos juga bisa menjadi spot foto yang indah. Meskipun bangunan ini secara fisik sudah rusak, bahkan beberapa bagiannya sudah hilang, Bangunan candi ini sudah mengalami perubahan karena banyak batu candi yang rusak dan hilang dimakan usia. sehingga sukar sekali ditemukan bentuk aslinya.
LOKASI CANDI NGETOS
Obyek wisata candi ngetos ini terletak di Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, sekitar 17 kilometer arah selatan kota Nganjuk. Bangunannya terletak ditepi jalan raya antara Kuncir dan Ngetos. Jadi, mudah untuk dijangkau dan anda kunjungi tapi sedikit sempit untuk lokasi parkirnya.
KEUNIKAN CANDI NGETOS
Wahh ternyata candi ngetos memiliki keunikan tersendiri loh. Mau tau keunikannya gak? Mau gak? Mau gak? Mau lah masa enggak :v. Jadi, keunikan dari candi ngetos adalah di lokasi candi ngetos ngajuk tersebut sering kali di gunakan sebagai kegiatan seni dan budaya dan juga pada saat tertentu sering di adakan pertunjukan yang di gagas warga setempat sehingga tak jarang menarik antusias masyarakat luar untuk melihatnya.
Selain bangunannya candi yang tinggi dan terbuat dari bata merah di Area Candi ini ada masjid Besar Ngetos dan ada makam para Auliya yang menyebarkan agama Islam di daerah nganjuk jawa timur dan sekitarnya, makam ini pun sering diziarahi oleh umat muslim salah satunya adalah makan Syeh Malik Al-Athos ( cecek molek ) dimana beliau adalah adik dari Syeh Jumadil Kubro yang dimakamkan di Trowulan Mojokerto.
SEJARAH CANDI NGETOS
Menurut para ahli, berdasarkan bentuknya candi ini dibuat pada abad XV (kelimabelas) yaitu pada zaman kerajaan (Majapahit). Dan menurut perkiraan, candi tersebut dibuat sebagai tempat pemakaman raja Hayam Wuruk dari Majapahit. Bangunan ini secara fisik sudah rusak, bahkan beberapa bagiannya sudah hilang, sehingga sukar sekali ditemukan bentuk aslinya.
Berdasarkan arca yang ditemukan di candi ini, yaitu berupa arca Siwa dan arca Wisnu, dapat dikatakan bahwa Candi Ngetos bersifat Siwa–Wisnu. Kalau dikaitkan dengan agama yang dianut raja Hayam Wuruk, amatlah sesuai yaitu agama Siwa-Wisnu. Menurut seorang ahli (Hoepermas), bahwa didekat berdirinya candi ini pernah berdiri candi berukuran lebih kecil (sekitar 8 meter persegi), tetapi bentuk keduanya sama. N.J. Krom memperkirakan bahwa bangunan candi tersebut semula dikelilingi oleh tembok yang berbentuk bulat cincin. Candi Ngetos mempunyai bilik terletak tepat di tengah denah dasar bangunan. Dasar biliknya lebih rendah daripada dasar ambang pintu. Yang menarik yaitu terdapat relief seperti salib portugis. Sisa tangga ada di sebelah barat, sehingga candi menghadap ke barat.
Bangunan utama candi tersebut dari batu merah, sehingga akibatnya lebih cepat rusak. Atapnya diperkirakan terbuat dari kayu (sudah tidak ada bekasnya). Yang masih bisa dilihat tinggal bagian induk candi dengan ukuran sebagai berikut:
-Panjang candi (9,1 m)
-Tinggi Badan (5,43 m)
-Tinggi keseluruhan (10 m)
-Saubasemen (3,25 m)
-Besar Tangga Luar (3,75 m)
-Lebar Pintu Masuk (0,65 m)
-Tinggi Undakan menuju Ruang Candi (2,47 m)
Ruang Dalam (2,4 m).
Luas halaman Candi Ngetos yang sebenarnya belum diketahui. Melihat keletakan candi pada kemiringan lereng, maka terdapat kemungkinan halaman candi ini bertingkat-tingkat, dan bangunannya terletak di tingkat halaman atas.
Candi Ngetos, yang sekarang tinggal bangunan induknya yang sudah rusak itu, dibangun atas prakarsa raja Hayam Wuruk. Tujuan pembuatan candi ini sebagai tempat penyimpanan abu jenasahnya jika kelak wafat. Hayam Wuruk ingin dimakamkan di situ karena daerah Ngetos masih termasuk wilayah Majapahit yang menghadap Gunung Wilis, yang seakan-akan disamakan dengan Gunung Mahameru. Pembuatannya diserahkan pada pamannya raja Ngatas Angin, yaitu Raden Condromowo, yang kemudian bergelar Raden Ngabei Selopurwotoo. Raja ini mempunyai seorang patih bernama Raden Bagus Condrogeni, yang pusat kepatihannya terletak disebelah barat Ngatas Angin, kira-kira berjarak 15 km.
Diceritakan, bahwa Raden Ngabei Selopurwoto mempunyai keponakan yang bernama Hayam Wuruk yang menjadi Raja di Majapahit. Hayam Wuruk semasa hidup sering mengunjungi pamannya dan juga Candi Lor. Wasiatnya yaitu nanti ketika Hayam Wuruk wafat, jenasahnya
dibakar dan abunya disimpan di Candi Ngetos. Namun bukan pada candi yang sekarang ini, melainkan pada candi yang sekarang sudah tidak ada lagi.
Konon ceritanya pula, di Ngetos dulu terdapat dua buah candi yang bentuknya sama (kembar), sehingga mereka namakan Candi Tajum. Hanya bedanya, yang satu lebih besar dibanding lainnya. Krom juga berpendapat, bahwa disekitar candi Ngetos ini terdapat sebuah Paramasoeklapoera, tempat pemakaman Raja Hayam Wuruk. Mengenai kata Tajum dapat disamakan dengan Tajung, sebab huruf “ng” dapat berubah menjadi huruf “m” dengan tanpa berubah artinya. Misalnya Singha menjadi Simha dan akhirnya Sima. Hal ini sesuai dengan pendapat Soekmono yang menyatakan bahwa setelah Hayam Wuruk meninggal dunia, maka makamnya diletakkan di Tajung, daerah Berbek, Kediri.
Selanjutnya diceritakan, bahwa Raja Ngatas Angin R. Ngabei Selupurwoto mempunyai saudara di Kerajaan Bantar Angin Lodoyo (Blitar) bernama Prabu Klono Djatikusumo, yang kelas digantikan oleh Klono Joyoko. Raja-raja ini ditugaskan oleh Hayam Wuruk untuk membuat kompleks percandian. Raden Ngabai Selopurwoto di kompleks Ngatas Angin menugaskan Empu Sakti Supo (Empu Supo) untuk membuat kompleks percandian di Ngetos. Karena kesaktiannya maka dalam waktu yang tidak terlalu lama tugas tersebut dapat diselesaikan sesuai petunjuk.
Nahh, gimana nih? Masa gak penasaran buat ke sana sih? Hayuklah gasss wkwk. Lumayan buat yang mager biar kelihatan pinter eh gak deng, canda :v. Intinya rekomen banget lah buat yang suka sama sejarah (buat yang ga suka sejarah be like: sejarah tuh masa lalu, masa lalu tuh dilupain bukan di ungkit ntar sakit, nangesss), bercanda ya kawan jangan dimasukin ati, nanti kena mental breakdance wkwk. Oke, sekian dari author apabila ada kurang lebih nya ya udah, namanya juga manusia. Sampai jumpa...
Sumber : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Candi_Ngetos
Sumber2: https://sanjayatour.com/candi-ngetos-nganjuk/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar